Menjelang Due Date

Saat saya hamil Jiro anak pertama kami, saya mulai banyak cari tahu informasi seputar kehamilan baik lewat buku maupun internet. Masuk ke banyak situs ibu dan anak yang berbeda setiap harinya, hanya untuk mencari tahu lebih jauh tentang kehamilan, melahirkan, menyusui dan perawatan bayi. Semua kasus-kasus, masalah-masalah yang dibahas dalam forum diskusi tidak jarang kemudian menjadi bahan diskusi saya dan suami hingga terkadang menimbulkan ketakutan-ketakutan sendiri di benak saya. Bagaimana kalau saya juga begini atau begitu? Suami biasanya akan menanggapi “ah kita itu terlalu banyak baca, tau, jadinya banyak ketakutan-ketakutan yang tidak perlu” …Hmm…kadang ada benarnya juga sih hehehe.

Waktu itu saya tidak pernah berfikir untuk melahirkan dengan cara c-section, apa itu? Itu kan cuma cara melahirkan artis-artis saja yang tidak mau merasakan sakit, tidak mau “longgar” dan kesannya cari mudahnya saja. Itu pikiranku sebelum akhirnya dokter kandungan saya memvonis bahwa saya tidak bisa melahirkan normal karena posisi Jiro yang sungsang-kaki dibawah- dan leher yang terlilit tali pusat. Sampai dengan keputusan c section dokter waktu itu, saya masih berfikir untuk normal saja. Kenapa? karena mamak ku juga melahirkan 6 anaknya dengan cara normal, begitu pula dengan 2 orang kakak  yang melahirkan 6 orang anak dengan cara yang sama dan dari membaca di internet melahirkan normal katanya jauh lebih sehat ketimbang c section.

Lalu kemudian akhirnya memang harus brojol dengan c section. Tanggal 27 malam di bulan Agustus 2008, saya diantar suami, mamak dan kakak  berangkat ke rumah sakit bersalin Ananda di Jl. Landak. Semua saya jalani dengan santai, sama sekali tidak ada ketakutan memikirkan besoknya akan operasi. Waktu itu jadwal operasi jam 6 pagi di keesokan harinya. Pagi sekali sekitar jam 5.30 saya  yang terbangun duluan. Suami, Mamak dan kakak saya masih tertidur. Saya lalu membangunkan mereka. Berjalan ke kamar operasi juga saya lakukan dengan santai. Sama sekali tidak ada keraguan dan ketakutan. Yang terlihat raut khawatir dan sedikit tegang justru suami dan mamak. Singkat cerita saya kemudian terbaring dan melahirkan.

Jika ada yang bilang melahirkan c section itu tidak sakit , itu bohong! Pada saat proses melahirkannya mungkin iya tidak sakit karena saya berada di bawah pengaruh bius lokal pada bagian perut kebawah, namun tunggu saja setelah 2 malam, perut bagian bawah rasanya seperti abis di tikam, disayat. Jangankan bangun, batuk/bersin ataupun tertawa menjadi siksaan. Ke toilet untuk pipis jadi mimpi buruk, karena posisi tubuh yang sulit ditekuk. Belum lagi anjuran dokter yang untuk segera mencoba berjalan dan tidak melulu berbaring untuk mempercepat proses penyembuhan luka katanya.

Kini Jiro sudah berumur 4 tahun 6 bulan (tepatnya di 28 februari nanti), dan saya hari ini sedang menghitung mundur menuju due date untuk melahirkan anak yang ke dua. Apa saya akan melahirkan normal kali ini? sepertinya tidak. Saya sudah menjadwalkan akan kembali c-section. Apa posisinya juga sungsang? sejauh hasil pemeriksaan terakhir posisi si baby normal. Apa ada komplikasi? not that i know. Lalu kenapa saya harus c-section lagi?

Rencana C section kali ini benar-benar murni karena keputusan kami berdua. Sebenarnya sempat berfikir untuk normal saja, namun pikiran itu kemudian urung setelah mendengar kejadian salah satu adik kakak ipar yang mengalami kesulitan dengan proses melahirkan normalnya yang kemudian berakhir c section juga. Pikirku kenapa nda dari awal saja yah langsung operasi?. Saya sih mau saja normal, tapi tidak mau ada drama-drama sebelum kejadian melahirkan. Misalnya 3 hari 3 malam tersiksa karena pembukaan yang itu-itu saja, atau pendarahan yang parah, kesakitan luar biasa sampai meraung-raung. Wedeh!! itu horror menurutku.

Alasan lain? ada..saya terus terang tidak punya pengalaman melahirkan normal karena Jiro C section juga, dan alasan yang mungkin orang anggap aneh dan mengada-ada adalah pikiran saya “kenapa juga harus lewat miss V? kan malu kalau diliatin apalagi di sentuh sama orang asing?” nah…aneh kan? tapi maaf memang itu juga yang selalu kepikiran.

Kamis depan adalah due date nya. sampai hari ini saya masih berkantor. rencana cuti adalah sehari sebelum tanggalnya. Permohonan cuti sudah dilayangkan, coaching stunt untuk kerjaan saya di kantor selama cuti juga sudah, tinggal menyelesaikan beberapa pekerjaan saja. Kemarin juga saya dan suami sudah room visit sekaligus reservasi ke RSIA Cathrine Booth. Senin depan rencananya akan bertemu lagi sekali dengan dokter kandungan sekalian menyerahkan hasil pemeriksaan lab persiapan operasi.

Tanggal 20 sore jam 6 saya sudah diharuskan datang ke Cathrine Booth untuk mulai persiapan. Koper persiapan melahirkan yang sudah terisi lengkap perlangkapan saya dan bayi kami juga sudah siap menunggu di angkat. Baby crib Jiro dulu pun sudah terpasang di kamar tidur kami tepat disamping ranjang. Dari hari ini sisa 4 hari lagi…Hmmm..saya berharap semua berjalan lancar..setidaknya tidak ada ketakutan dan saya bisa tenang, setenang menghadapi kelahiran jiro dulu.

Please remember me in your du’a teman..semoga semua dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT. Amiiiiiinnnn

ImageS

sumber foto: TEDx Makassar

 

2 Comments Add yours

  1. itaibnu berkata:

    Aamiiin…Insya Allah dimudahkan prosesnya serta Ibu Anak dalam keadaan sehat wal’afiat. Aamiin

  2. perduliart berkata:

    semoga kelahirannya lancar dan ibunya cepat pulih 🙂

    mau sharing juga 🙂
    pengalaman melahirkan normal anak pertama di RS Wahidin, namanya jg RS umum jadi banyak dokter koas yg datang liat2 (ambil data). waktu ‘periksa dalam’ (masih bukaan 3) sudah ada 3 dokter koas (2 cowok, 1 cewek) yg tongkrongin di depan selangkangan :/
    lanjut beberapa jam kemudian saat ‘periksa dalam’ (bukaan 5), si bu dokter sempat-sempatnya menjawab panggilan HP (yg pembicarannya ngga penting2 amat), sementara tangan yg satunya masih ‘merogoh’ miss V-ku :/

    perngalaman melahirkan c-section anak ke-3 & 4 (kembar) di RS Grestelina, awalnya saya santai dan tenang2 saja. tidak nyangka kalau untuk bius lokal ternyata ada adegan bungkuk udang dan suntik biusnya di antara ruas tulang belakang (pengalaman paling horor inih!!). Pasca operasi, untuk pipis ke toilet yg jaraknya cuma 1,5 meter dari t4 tidur butuh waktu hampir 2 jam saking sakiiiittt skali bekas jahitannya kalau kita bergerak (pengalaman horor juga ini)

    tp memang sih, untuk yg menjalani c-section pasca operasi harus banyak gerak (jangan dimanjain sakitnya), krn semakin dimanjain semakin lama sakitnya terasa.

Tinggalkan komentar